Satu lagi pesepakbola tampan yang memiliki skill diatas rata-rata yakni
Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang lebih akrab disapa Kaka.
Pemain Timnas Brazil ini, kini membela klub besar Liga Spanyol yaitu
Real Madrid. Ricardo Kaka lahir di Brasília, 22 April 1982, Kaka memulai
karir sepakbolanya di Klub Sao Paulo, dan nama kian terkenal ketika
berbaju AC Milan, dan akhirnya pesepakbola termahal ke empat ini
berlabuh ke Santiago Bernabue. Berita terbaru dari Kaka, kabar yang
beredar ia akan kembali ke klub yang membesarkan namanya yaitu AC Milan,
karena dirinya jarang mendapat kesempatan bermain di Real Madrid. Bagi
anda penggemar berat Ricardo Kaka, ingin mengetahui
Profil Pemain
dan Biodata lengkap dari Kaka. Pada kesempatan kali ini kami akan
memberikan Profil, Prestasi, serta Biodata lengkap dari pemain Timnas
Brazil ini. Berikut
Profiles dan Biografi lengkap dari Ricardo Kaka.
Profil Dan Biodata Lengkap Ricardo Kaka
Ricardo Izecson dos Santos Leite (lahir di Brasília, 22 April 1982; umur
28 tahun), lebih dikenal dengan nama Kaká, adalah seorang pemain sepak
bola asal Brasil yang kini membela klub Real Madrid (bergabung tahun
2009; sebelumnya pada 2003-2009 di A.C. Milan). Kaká umumnya bermain di
posisi gelandang serang ataupun penyerang. Ia dikenal mempunyai dribble
yang sangat baik serta umpan-umpan yang akurat. Tinggi badannya ialah
186 cm.
Kaká menikah dengan Caroline Celico pada 23 Desember 2005 di sebuah gereja di São
Paulo, Brasil.
Profil Pemain
Kaká dilahirkan di Brasília, Brazil pada tanggal 22 April 1982, ia
merupakan anak dari pasangan Simone Cristina dos Santos Leite dan Bosco
Izecson Pereira Leite. Kaká mempunyai adik laki-laki, Rodrigo, yang
dikenal sebagai Digão, yang mengikuti langkahnya bermain bola di Italia.
Nama panggilannya Kaká, diambil dari bahasa aslinya, Bahasa Portugis,
yang diucapkan seperti ejaannya, dengan penekanan pada suku kata kedua
yang ditandai dengan aksen. Itu biasa dipakai untuk menyingkat nama
"Ricardo" di Brasil, bagaimanapun juga, Kaká mendapatkan nama
panggilannya dari adiknya, Rodrigo, yang tidak bisa mengucapkan kata
"Ricardo" ketika mereka masih kecil. Rodrigo memanggil kakaknya "Caca"
yang kemudian berganti menjadi Kaká. Di Eropa ia dikenal dengan
pamnggilan RickyKaka.
Pada bulan September 2000, di usia 18 tahun, Kaká mengalami ancaman pada
kariernya dan kemungkinan patah tulang belakang yang menyebabkan lumpuh
sebagai akibat dari sebuah kecelakaan kolam renang. Hal yang terburuk
tidak terjadi dan Kaká pulih sepenuhnya dari insiden itu. Dia bersyukur
kepada Tuhan atas kesembuhannya dan sejak saat itu ia menyumbangkan
penghasilannya untuk gerejanya. untuk itulah setiap kali ia mencetak gol
tangannya selalu di arakan keatas ,bertanda rasa terimah kasih kepada
Tuhan.Begitupun bajunya,di balik baju olahraganya ada baju dengan
tulisan seperti I belong to Jesus dan sebagainya.Tulisan itu biasanya
ditunjukkan sesudah mencetak gol atau saat akhir pertandingan di
stadium.
Kaká menikahi Caroline Celico di Gereja pada 23 Desember 2005, dua tahun
setelah kepindahan Kaká dari Sao Paulo ke Milan. Caroline dilahirkan
pada 26 Juli 1987, anak dari Rosangela Lyra, direktur Dior di Brazil dan
Celso Celico, seorang pengusaha. Dia dan Kaká bertemu pada tahun 2001
ketika ia masih seorang menjadi seorang siswi dan Kaká masih bermain
untuk São Paulo Football Club. Pernikahannya dihadiri 600 orang,
termasuk rekan-rekan pesepak bola: Cafu, Ronaldo, Adriano, Dida, Júlio
Baptista dan juga pelatih nasional Brasil, Carlos Alberto Parreira.
Caroline berencana mendapatkan gelar sarjana bisnis dari universitas di
Milan.
Kaká adalah seorang penganut Kristen yang taat. Dia dikenal suka memakai
Christian gear dari dulu: dia pernah memakai T-shirt dengan tulisan I
Belong to Jesus dalam beberapa pertandingan, seperti saat perayaan
kemenangan Brasil di Piala Dunia 2002, dan perayaan Scudetto Milan pada
Mei 2004. Dia menggunakan sepatu yang ditambah dengan tulisan pada lidah
sepatunya. Tiap kali ia mencetak gol dia menunjuk dengan jari-jarinya
ke langit sebagai tanda terim kasihnya kepada Tuhan dan mungkin ini yang
pertama bagi seorang pesepak bola yang di levelnya: Dia bangga bahwa
dia masih virgin ketika dia menikah.
Tidak seperti kebanyakan pemain bola lainnya, minuman yang disukai Kakà
hanyalah air putih dimana kebanyakan pesepak bola lainnya lebih suka
menenggak minuman-minuman keras sambil berpesta di bar. Walau sempat
diremehkan rekan-rekannya, ia tetap konsisten pada pendiriannya sehingga
akhirnya ia justru dihormati teman-temannya, keukaanya mendengar musik
gospel juga aneh di kalangan pemain yang lain ia sangat mengidolakan
penyanyi gospel Brasil, Aline Baros. Kakà suka dengan kepribadiannya
yang saleh. Semua rekan-rekannyanya sama sekali tidak mengetahui Aline
Baros karena mereka mungkin lebih memilih musik bertipe rock, dan
lain-lain. Hal ini pulalah yang dulu membuat hubungan Kakà dan Andriy
Shevchenko sangat dekat, Shevchenko juga seorang pribadi religius
sehingga Kakà merasa begitu dekat dengannya, namun hubungan itu harus
terputus setelah Shevchenko pindah ke Chelsea musim 2006, tetapi Kakà
kadang-kadang masih menyempatkan diri menghubungi Shevchenko. Kakà
sangat menyukai warna putih yang melambangkan kesucian serta ketulusan.
Kakà sangat suka berdoa, bahkan ia sering mengajak rekan-rekannya turut
berdoa. Kakà termasuk seorang penggila mobil Ferrari, ia suka dengan
modelnya yang sporty dan elegan. Kakà juga mengidolakan aktor Tom Hanks.
Karir Klub
Informasi klub
Klub saat ini Real Madrid
Nomor 8
Karier junior
1994–2000 São Paulo
Karier senior
Tahun Klub Tampil (Gol)
2001–2003 São Paulo 59 (23)
2003–2009 Milan 193 (70)
2009–kini Real Madrid 32 (10)
Tim nasional
2002–kini Brasil 82 (27)
Prestasi Yang Diraih
Pemain terbaik dunia versi FIFA tahun 2006
Klub
* Piala Super Eropa: 2003
* Serie A: 2004
* Piala Super Italia: 2004
* Piala/Liga Champions: 2006-07
* Piala Dunia Antarklub: 2007
Internasional
* Piala Dunia: 2002
* Piala Konfederasi: 2005, 2009
Prestasi individu
* Bola de Ouro (Golden Ball; Pemain Terbaik Liga Brazil), 2002
* UEFA Club Football Awards 2004-05, Pemain Tengah Terbaik
* Pencetak gol terbanyak Liga Champions 2006-07 (10 gol)
* Pemain Terbaik Dunia FIFA 2006-07
* Ballon d'Or (2007)
* Pemain terbaik pada Piala Konfederasi FIFA 2009
Demikian Profil dan Biodata lengkap dari Ricardo Kaka yang merupakan Pemain termahal ke empat di dunia.
KARIR KAKA

Foto: New Press/Getty Images
Jakarta - Jika kebanyakan pemain sepakbola
asal Brasil berasal dari keluarga yang tidak mampu, Ricardo Izecson dos
Santos Leite, atau yang lebih dikenal dengan Kaka, mempunyai latar
belakang yang berbeda. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan dan
berpendidikan. Ayahnya adalah seorang insinyur dan ibunya merupakan guru
sekolah dasar di Brasil.
Akibat dari kondisi latar belakang yang
berbeda tersebut membuat Kaka tidak seperti kebanyakan pesepakbola
Brasil yang bermain sepakbola di jalanan. Kaka langsung dimasukkan oleh
orang tuanya ke akademi sepakbola Sao Paolo atas usulan seseorang yang
melihat bakatnya. Selain itu, Kaka juga termasuk ke dalam pesepakbola
yang sempat mengenyam pendidikan cukup lama. Terhitung selama 11 tahun
Kaka pernah menempuh pendidikan di Brasil.
Namun, walaupun
memiliki latar belakang yang berbeda dengan para pemain Brasil pada
umumnya, Kaka tetap mampu menahbiskan dirinya sebagai salah satu
pesepakbala terbaik yang pernah dilahirkan di negeri samba tersebut.
Berjaya Bersama AC Milan
Untuk
mengarungi musim 2003/2004, AC Milan mendatangkan seorang pemuda asal
Brasil berusia 21 tahun ke San Siro dengan mahar 8,5 juta euro dari Sao
Paolo bernama Kaka. Pada saat itu, mungkin hanya segelintir orang saja
yang pernah mendengar atau mengetahui nama tersebut. Karena saat itu ia
merupakan bagian dari timnas Brasil di Piala Dunia 2002.
Kaka
datang ke Milan di saat mereka baru saja meraih gelar Liga Champions
2002/2003. Dan kondisi skuat Milan pada saat itu sudah dipenuhi begitu
banyak pemain bintang. Apalagi di posisinya kaka yaitu sebagai pemain
yang berada di belakang dua penyerang atau berperan sebagai
trequartista.
Dalam skema 4-3-1-2 milik Milan ketika itu, sudah
terdapat seorang maestro asal Portugal bernama Manuel Rui Costa. Belum
lagi adanya Clarence Seedorf yang juga mampu bermain di posisi tersebut.
Tentu
tidak sedikit yang meragukan apakah Kaka akan mendapatkan tempat di tim
inti Milan atau tidak. Apalagi ketika itu ia masih sangat muda dengan
usia baru 21 tahun. Namun ternyata, pelatih Milan saat itu, Carlo
Ancelotti, menaruh kepercayaan penuh kepada seorang Kaka untuk masuk ke
dalam tim inti Milan.
Ia berhasil membuat Rui Costa merasakan hangatnya bangku cadangan.
Kepercayaan
Ancelotti tersebut dibayar dengan penampilan gemilang oleh Kaka yang
akhirnya membuat ia tak tergantikan di tim inti Milan. Kolaborasinya di
lini tengah bersama Clarence Seedorf, Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso
tak pernah bisa ditemukan penggantinya hingga sekarang oleh Milan.
Sejak
kedatangannya, sedikit demi sedikit keberadaan Kaka di skuat Milan
semakin vital, terutama ketika Andriy Shevchenko memutuskan untuk pindah
ke Chelsea pada 2006. Dan pada saat bersamaan juga Milan terkena kasus
pengaturan skor, Calciopoli.
Pada saat Milan sedang dilanda
krisis seperti inilah sosok Kaka menunjukkan kualitasnya. Ia membuat
para Milanisti (sebutan pendukung Milan) dengan cepat melupakan
kepergian Shevchenko.
Kaka berhasil membawa Milan menjuarai Liga
Champions 2006/2007 di saat banyak orang meragukan kualitas Milan pada
saat itu yang ditinggal Shevchenko dan dihuni oleh para pemain yang
sudah cukup tua untuk seorang pesepakbola.
2007 ini merupakan
puncak kejayaan Kaka bersama Milan. Sebab, ia berhasil meraih semua
gelar penting dari setiap kompetisi yang diikutinya bersama Il Diavolo
Rosso (kecuali Coppa Italia).
Selain itu, Kaka juga mampu
menahbiskan dirinya sebagai pemain terbaik dunia 2007. Ia berhasil
menyabet gelar pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or. Pada saat itu,
Kaka berhasil mengungguli dua mega bintang sepakbola saat ini,
Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Keberhasilannya ini juga
membuat ia menjadi pemain terakhir yang meraih gelar pemain terbaik
dunia sebelum akhirnya hanya dikuasai oleh Ronaldo dan Messi saja secara
bergantian hingga kini.
Setelah 2007 ini, Kaka masih tetap
menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun sayangnya, Milan mulai dilanda
berbagai masalah seperti krisis finansial dan kondisi para pemain utama
Milan semakin uzur membuat mereka tampil tidak terlalu konsisten lagi.
Hingga
akhirnya hubungan mesra yang terjalin antara Kaka dengan Milan harus
diputus secara paksa akibat dari krisis finansial yang menimpa klub
semakin menjadi-jadi. Kebutuhan akan dana segar, membuat Milan tak
berpikir dua kali saat Real Madrid menawarkan uang sebesar 65 juta euro
untuk bintangnya tersebut.
Walaupun bisa saja menolak tawaran
tersebut, Kaka akhirnya terpaksa menerima kepindahan ke Madrid. Demi
membantu keuangan Milan yang sedang memburuk.
Karier yang Tidak Berjalan Mulus di Real Madrid
Bergabungnya
Kaka ke Real Madrid adalah bagian dari rencana Florentino Perez
membentuk The New Galacticos. Kedatangan Kaka berbarengan juga dengan
kehadiran seorang Cristiano Ronaldo di Santiago Bernabeu yang memecahkan
rekor transfer dunia saat itu.
Kehadiran Kaka di Madrid ini
tentu diharapkan dapat menularkan daya magis yang ia tunjukkan bersama
Milan. Namun pada kenyataannya, Kaka tidak mampu menampilkan permainan
seperti yang ia tunjukkan ketika bersama Milan.
 Foto: Koji Watanabe/Getty Images
|
Kaka
memang masih mampu membukukan gol dan asis yang terbilang cukup banyak.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan kondisinya saat berada di Milan,
tentu hal tersebut bisa dikatakan cukup berbeda.
Faktor cedera
yang sempat beberapa kali menghinggapinya memang membuat permainannya
sedikit menurun. Ia juga harus kehilangan begitu banyak pertandingan
akibat cedera tersebut. Selain itu, ketidakcocokannya dengan taktik yang
digunakan oleh pelatih Madrid ketika itu, terutama Jose Mourinho,
membuat Kaka sedikit demi sedikit tergusur dari tim inti. Ditambah lagi
sinarnya seorang Ronaldo juga semakin mentereng di Madrid, membuat Kaka
semakin dilupakan.
Faktor-faktor tersebut pada akhirnya membuat
karier Kaka bersama raksasa Spanyol ini tidak berjalan mulus. Harapan
terhadap dirinya agar tetap mampu menunjukkan kemapuan seperti di Milan
tidak pernah terwujud.
Hingga akhirnya pada 2013, Kaka memutuskan
untuk kembali ke Milan. Walaupun pada saat bersamaan Madrid
mendatangkan pelatihnya ketika di Milan, Carlo Ancelotti, kembalinya
Kaka ke San Siro tidak bisa dicegah.
Menghabiskan Sisa Kariernya di MLS
Kembalinya
Kaka ke Milan ternyata tidak membuat kariernya membaik. Ia gagal
mengangkat Milan yang sedang terpuruk ketika itu. Ia pun hanya bertahan
selama semusim saja di kesebelasan yang membesarkan namanya tersebut.
Pada
2014 ia memutuskan pindah ke Amerika Serikat untuk bermain di MLS
bersama Orlando City. Kaka sepertinya sadar, dengan usianya yang semakin
menua sebagai pesepakbola, kariernya tidak lama lagi akan berakhir.
Meninggalkan keras dan gemerlapnya sepakbola Eropa dan pindah ke Amerika Serikat adalah pilihan yang bijak.
Di
Orlando, ia bisa bermain lebih santai. Tekanan kepada dirinya tentu
tidak akan seberat saat ia bermain di Eropa sehingga ia bisa menemukan
kembali penampilan terbaiknya. Keputusan ini pun terbukti membuahkan
hasil yang cukup baik dengan sempat beberapa kali ia kembali dipanggil
ke timnas Brasil.
 Foto: Pandit Football Indonesia
|
***
Karier
Kaka sebagai pesepakbola sangatlah cemerlang jika dilihat dari gelar
yang pernah ia raih. Bisa dikatakan semua gelar bergengsi yang ada di
sepakbola sudah ia raih. Gelar juara Serie A, La Liga, Liga Champions
dan Piala Dunia bersama timnas Brasil adalah buktinya.
Selain
itu, untuk penghargaan individu, ia sudah pernah meraih gelar pemain
terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or. Sebuah bukti yang menunjukkan bahwa
kariernya cukuplah sempurna dari raihan gelar.
Namun, tetap saja
ada ketidaksempurnaan menghampiri seorang Kaka. Namanya sebagai salah
satu pemain terbaik dunia terbilang cukup cepat menghilang dari
hingar-bingarnya sepakbola. Tercatat sejak pindah dari Milan pada 2009,
kariernya sedikit demi sedikit semakin meredup. Padahal ketika
meninggalkan Milan, ia sedang berada di usia emas seorang pesepakbola,
29 tahun. Tapi, faktor cedera dan ketidakcocokan dengan taktik pelatih
membuat penampilannya harus menurun lebih cepat
Ricardo Kaka Masuk Islam

Ricardo Kaka, bintang sepak bola asal Brazil mengatakan, “Al-Quran lebih
indah dari perkataan manusia dan merupakan sebuah mukjizat.” Pemain
yang bernama asli Ricardo Izecson dos Santos Leite yang kini bermain
untuk grup asal Spanyol Real Madrid ini menambahkan, “Saat kita membaca
Al-Quran, maka setiap orang akan menyadari bahwa ini bukan hasil karya
seorang manusia melainkan sebuah mukjizat.”
Ketua Bidang Agama Perhimpunan Lembaga-lembaga Agama Brazil
berkomentar mengenai Kaka, ia mengatakan, “Kaka adalah seorang Kristian
yang religius, akan tetapi religiusitasnya ini tidak menjadi penghalang
baginya untuk mengungkapkan rasa hormatnya kepada agama-agama lain,
melainkan ia memberikan perhatiannya kepada spiritual.”
Bersamaan dengan ini, imam jamaah masjid Gorolius di Brazil sembari
menolak berita mengenai kemusliman bintang Brazil ini mengatakan, “Kaka
adalah seorang Kristian yang rajin ke gereja, akan tetapi ia senang
mendengarkan Al-Quran.”

Dari sisi lain, Ketua Lembaga Dakwah Islam di Brazil mengatakan bahwa
setelah mendengarkan Al-Quran, perilaku Kaka menjadi berubah, ia
memberikan penghormatannya yang mendalam kepada Islam dan muslim.
Dia menegaskan, “Kecintaan dan penghormatan Kaka terhadap agama Islam
akan memberikan iklim baru bagi para pendukung bintang Brazil dan tim
Real Madrid ini.”
Dikatakan, pemain yang dulu pernah membela tim asal Italia Ac Milan
ini, bulan lalu setelah hadir di masjid yang khusus untuk para wisatawan
di kota Dubai, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa Islam merupakan agama
yang murah hati dan pengasih, dan dengan melihat perilaku terpuji para
Muslim, membuatnya tertarik untuk mengenal dan mengkaji agama ini lebih
jauh.
Pemain Bola Muslim
Daftar Pemain Bola Muslim – Bagi para pemain yang memiliki ajaran
yang berbeda dari mayoritas yang ada. Terutama ketika berlaga di benua
Eropa memang sangat sulit untuk mempertahankannya. Misalnya ajaran Islam
yang saat ini ada di Eropa memang masih dibilang sedikit. Untuk itu
kami Kabar Sepak Bola mempersembahkan Daftar Pemain Bola Muslim. Berikut
ini adalah Daftar Pemain Bola Muslim :
Robin Van Persie (Arsenal)
Mohammed “Momo” Sissoko (Juventus)
Nicholas anelka (Chelsea)
Yaya Toure (M. City)
Kolo (M. City)
Zinedine Yazid Zidane
Hossam Ghaly (Totteham Hotspurs)
Ahmed Mido Hossam (Boro)
Franck “Bilal” Riberry (Bayern Muenchen)
Hamit (Bayern Muenchen)
Halil Antiltop (Shalke 04)
Frederik Kanoute (Sevilla)
Eric Abidal (Barcelona)
Sulley Ali Muntari (Pompey)
Mahamaddou Diarra (Real Madrid)
Nuri Sahin (Feyenoord Rotterdam)
Zlatan Ibrahimovic (Inter)
Hassan “Brazzo” Salihamidzic (Juventus)
Khalid Boulahrouz (Sevilla)
Diomanssy Kamara (Fulham)
Mohammed Kallon (Al-Ittihad ext. Inter & Monaco)
El-Hadji Diouf (Bolton)
Salomon Kalou (Chelsea)
Mereka semua adalah masih beberapa dari Daftar Pemain Bola Muslim di
seluruh dunia yang ada. Untuk pengamalan ajaran Islam di daerah yang
mayoritas beragama lain memang sangat sulit. Terutama bagi para pesepak
bola kelas dunia yang bermain di Eropa. Untuk itu maka setiap pemain
harus memiliki ketaatan beribadah yang baik. Berikut ini adalah Daftar
Pemain Bola Muslim yang taat:
Samir Nasri
Karim Benzema
Hatem Ben Arfa
Robin van Persie
Aaron Winter
Zidane
Nicolas Anelka
Frank Ribery
Djibril Cisse