TUGAS E BISNIS

Minggu, 16 Juli 2017


Info liburan saya dapat di baca disini

  • Nama : Lutfi Yoan Pratasta
  • NPM : 1411050056
  • UAS E-BISNIS
  • Kelas : P02
  • Alamat : Jl. Sultan  Badarudin komp. polri no 24
  • No hp : 08127925482

Satu lagi pesepakbola tampan yang memiliki skill diatas rata-rata yakni Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang lebih akrab disapa Kaka. Pemain Timnas Brazil ini, kini membela klub besar Liga Spanyol yaitu Real Madrid. Ricardo Kaka lahir di Brasília, 22 April 1982, Kaka memulai karir sepakbolanya di Klub Sao Paulo, dan nama kian terkenal ketika berbaju AC Milan, dan akhirnya pesepakbola termahal ke empat ini berlabuh ke Santiago Bernabue. Berita terbaru dari Kaka, kabar yang beredar ia akan kembali ke klub yang membesarkan namanya yaitu AC Milan, karena dirinya jarang mendapat kesempatan bermain di Real Madrid. Bagi anda penggemar berat Ricardo Kaka, ingin mengetahui Profil Pemain dan Biodata lengkap dari Kaka. Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan Profil, Prestasi, serta Biodata lengkap dari pemain Timnas Brazil ini. Berikut Profiles dan Biografi lengkap dari Ricardo Kaka.


Profil Dan Biodata Lengkap Ricardo Kaka

Ricardo Izecson dos Santos Leite (lahir di Brasília, 22 April 1982; umur 28 tahun), lebih dikenal dengan nama Kaká, adalah seorang pemain sepak bola asal Brasil yang kini membela klub Real Madrid (bergabung tahun 2009; sebelumnya pada 2003-2009 di A.C. Milan). Kaká umumnya bermain di posisi gelandang serang ataupun penyerang. Ia dikenal mempunyai dribble yang sangat baik serta umpan-umpan yang akurat. Tinggi badannya ialah 186 cm.

Kaká menikah dengan Caroline Celico pada 23 Desember 2005 di sebuah gereja di São Paulo, Brasil.

Profil Pemain


Kaká dilahirkan di Brasília, Brazil pada tanggal 22 April 1982, ia merupakan anak dari pasangan Simone Cristina dos Santos Leite dan Bosco Izecson Pereira Leite. Kaká mempunyai adik laki-laki, Rodrigo, yang dikenal sebagai Digão, yang mengikuti langkahnya bermain bola di Italia.

Nama panggilannya Kaká, diambil dari bahasa aslinya, Bahasa Portugis, yang diucapkan seperti ejaannya, dengan penekanan pada suku kata kedua yang ditandai dengan aksen. Itu biasa dipakai untuk menyingkat nama "Ricardo" di Brasil, bagaimanapun juga, Kaká mendapatkan nama panggilannya dari adiknya, Rodrigo, yang tidak bisa mengucapkan kata "Ricardo" ketika mereka masih kecil. Rodrigo memanggil kakaknya "Caca" yang kemudian berganti menjadi Kaká. Di Eropa ia dikenal dengan pamnggilan RickyKaka.

Pada bulan September 2000, di usia 18 tahun, Kaká mengalami ancaman pada kariernya dan kemungkinan patah tulang belakang yang menyebabkan lumpuh sebagai akibat dari sebuah kecelakaan kolam renang. Hal yang terburuk tidak terjadi dan Kaká pulih sepenuhnya dari insiden itu. Dia bersyukur kepada Tuhan atas kesembuhannya dan sejak saat itu ia menyumbangkan penghasilannya untuk gerejanya. untuk itulah setiap kali ia mencetak gol tangannya selalu di arakan keatas ,bertanda rasa terimah kasih kepada Tuhan.Begitupun bajunya,di balik baju olahraganya ada baju dengan tulisan seperti I belong to Jesus dan sebagainya.Tulisan itu biasanya ditunjukkan sesudah mencetak gol atau saat akhir pertandingan di stadium.

Kaká menikahi Caroline Celico di Gereja pada 23 Desember 2005, dua tahun setelah kepindahan Kaká dari Sao Paulo ke Milan. Caroline dilahirkan pada 26 Juli 1987, anak dari Rosangela Lyra, direktur Dior di Brazil dan Celso Celico, seorang pengusaha. Dia dan Kaká bertemu pada tahun 2001 ketika ia masih seorang menjadi seorang siswi dan Kaká masih bermain untuk São Paulo Football Club. Pernikahannya dihadiri 600 orang, termasuk rekan-rekan pesepak bola: Cafu, Ronaldo, Adriano, Dida, Júlio Baptista dan juga pelatih nasional Brasil, Carlos Alberto Parreira. Caroline berencana mendapatkan gelar sarjana bisnis dari universitas di Milan.

Kaká adalah seorang penganut Kristen yang taat. Dia dikenal suka memakai Christian gear dari dulu: dia pernah memakai T-shirt dengan tulisan I Belong to Jesus dalam beberapa pertandingan, seperti saat perayaan kemenangan Brasil di Piala Dunia 2002, dan perayaan Scudetto Milan pada Mei 2004. Dia menggunakan sepatu yang ditambah dengan tulisan pada lidah sepatunya. Tiap kali ia mencetak gol dia menunjuk dengan jari-jarinya ke langit sebagai tanda terim kasihnya kepada Tuhan dan mungkin ini yang pertama bagi seorang pesepak bola yang di levelnya: Dia bangga bahwa dia masih virgin ketika dia menikah.

Tidak seperti kebanyakan pemain bola lainnya, minuman yang disukai Kakà hanyalah air putih dimana kebanyakan pesepak bola lainnya lebih suka menenggak minuman-minuman keras sambil berpesta di bar. Walau sempat diremehkan rekan-rekannya, ia tetap konsisten pada pendiriannya sehingga akhirnya ia justru dihormati teman-temannya, keukaanya mendengar musik gospel juga aneh di kalangan pemain yang lain ia sangat mengidolakan penyanyi gospel Brasil, Aline Baros. Kakà suka dengan kepribadiannya yang saleh. Semua rekan-rekannyanya sama sekali tidak mengetahui Aline Baros karena mereka mungkin lebih memilih musik bertipe rock, dan lain-lain. Hal ini pulalah yang dulu membuat hubungan Kakà dan Andriy Shevchenko sangat dekat, Shevchenko juga seorang pribadi religius sehingga Kakà merasa begitu dekat dengannya, namun hubungan itu harus terputus setelah Shevchenko pindah ke Chelsea musim 2006, tetapi Kakà kadang-kadang masih menyempatkan diri menghubungi Shevchenko. Kakà sangat menyukai warna putih yang melambangkan kesucian serta ketulusan. Kakà sangat suka berdoa, bahkan ia sering mengajak rekan-rekannya turut berdoa. Kakà termasuk seorang penggila mobil Ferrari, ia suka dengan modelnya yang sporty dan elegan. Kakà juga mengidolakan aktor Tom Hanks.

Karir Klub

Informasi klub

Klub saat ini Real Madrid
Nomor 8

Karier junior

1994–2000 São Paulo

Karier senior

Tahun Klub Tampil (Gol)
2001–2003 São Paulo 59 (23)
2003–2009 Milan 193 (70)
2009–kini Real Madrid 32 (10)

Tim nasional


2002–kini Brasil 82 (27)

Prestasi Yang Diraih

Pemain terbaik dunia versi FIFA tahun 2006

Klub
* Piala Super Eropa: 2003
* Serie A: 2004
* Piala Super Italia: 2004
* Piala/Liga Champions: 2006-07
* Piala Dunia Antarklub: 2007

Internasional
* Piala Dunia: 2002
* Piala Konfederasi: 2005, 2009

Prestasi individu
* Bola de Ouro (Golden Ball; Pemain Terbaik Liga Brazil), 2002
* UEFA Club Football Awards 2004-05, Pemain Tengah Terbaik
* Pencetak gol terbanyak Liga Champions 2006-07 (10 gol)
* Pemain Terbaik Dunia FIFA 2006-07
* Ballon d'Or (2007)
* Pemain terbaik pada Piala Konfederasi FIFA 2009

Demikian Profil dan Biodata lengkap dari Ricardo Kaka yang merupakan Pemain termahal ke empat di dunia.


KARIR KAKA

Foto: New Press/Getty Images Foto: New Press/Getty Images
Jakarta - Jika kebanyakan pemain sepakbola asal Brasil berasal dari keluarga yang tidak mampu, Ricardo Izecson dos Santos Leite, atau yang lebih dikenal dengan Kaka, mempunyai latar belakang yang berbeda. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan dan berpendidikan. Ayahnya adalah seorang insinyur dan ibunya merupakan guru sekolah dasar di Brasil.

Akibat dari kondisi latar belakang yang berbeda tersebut membuat Kaka tidak seperti kebanyakan pesepakbola Brasil yang bermain sepakbola di jalanan. Kaka langsung dimasukkan oleh orang tuanya ke akademi sepakbola Sao Paolo atas usulan seseorang yang melihat bakatnya. Selain itu, Kaka juga termasuk ke dalam pesepakbola yang sempat mengenyam pendidikan cukup lama. Terhitung selama 11 tahun Kaka pernah menempuh pendidikan di Brasil.

Namun, walaupun memiliki latar belakang yang berbeda dengan para pemain Brasil pada umumnya, Kaka tetap mampu menahbiskan dirinya sebagai salah satu pesepakbala terbaik yang pernah dilahirkan di negeri samba tersebut.

Berjaya Bersama AC Milan

Untuk mengarungi musim 2003/2004, AC Milan mendatangkan seorang pemuda asal Brasil berusia 21 tahun ke San Siro dengan mahar 8,5 juta euro dari Sao Paolo bernama Kaka. Pada saat itu, mungkin hanya segelintir orang saja yang pernah mendengar atau mengetahui nama tersebut. Karena saat itu ia merupakan bagian dari timnas Brasil di Piala Dunia 2002.

Kaka datang ke Milan di saat mereka baru saja meraih gelar Liga Champions 2002/2003. Dan kondisi skuat Milan pada saat itu sudah dipenuhi begitu banyak pemain bintang. Apalagi di posisinya kaka yaitu sebagai pemain yang berada di belakang dua penyerang atau berperan sebagai trequartista.

Dalam skema 4-3-1-2 milik Milan ketika itu, sudah terdapat seorang maestro asal Portugal bernama Manuel Rui Costa. Belum lagi adanya Clarence Seedorf yang juga mampu bermain di posisi tersebut.

Tentu tidak sedikit yang meragukan apakah Kaka akan mendapatkan tempat di tim inti Milan atau tidak. Apalagi ketika itu ia masih sangat muda dengan usia baru 21 tahun. Namun ternyata, pelatih Milan saat itu, Carlo Ancelotti, menaruh kepercayaan penuh kepada seorang Kaka untuk masuk ke dalam tim inti Milan.

Ia berhasil membuat Rui Costa merasakan hangatnya bangku cadangan.
Kepercayaan Ancelotti tersebut dibayar dengan penampilan gemilang oleh Kaka yang akhirnya membuat ia tak tergantikan di tim inti Milan. Kolaborasinya di lini tengah bersama Clarence Seedorf, Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso tak pernah bisa ditemukan penggantinya hingga sekarang oleh Milan.

Sejak kedatangannya, sedikit demi sedikit keberadaan Kaka di skuat Milan semakin vital, terutama ketika Andriy Shevchenko memutuskan untuk pindah ke Chelsea pada 2006. Dan pada saat bersamaan juga Milan terkena kasus pengaturan skor, Calciopoli.

Pada saat Milan sedang dilanda krisis seperti inilah sosok Kaka menunjukkan kualitasnya. Ia membuat para Milanisti (sebutan pendukung Milan) dengan cepat melupakan kepergian Shevchenko.

Kaka berhasil membawa Milan menjuarai Liga Champions 2006/2007 di saat banyak orang meragukan kualitas Milan pada saat itu yang ditinggal Shevchenko dan dihuni oleh para pemain yang sudah cukup tua untuk seorang pesepakbola.

2007 ini merupakan puncak kejayaan Kaka bersama Milan. Sebab, ia berhasil meraih semua gelar penting dari setiap kompetisi yang diikutinya bersama Il Diavolo Rosso (kecuali Coppa Italia).

Selain itu, Kaka juga mampu menahbiskan dirinya sebagai pemain terbaik dunia 2007. Ia berhasil menyabet gelar pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or. Pada saat itu, Kaka berhasil mengungguli dua mega bintang sepakbola saat ini, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Keberhasilannya ini juga membuat ia menjadi pemain terakhir yang meraih gelar pemain terbaik dunia sebelum akhirnya hanya dikuasai oleh Ronaldo dan Messi saja secara bergantian hingga kini.

Setelah 2007 ini, Kaka masih tetap menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun sayangnya, Milan mulai dilanda berbagai masalah seperti krisis finansial dan kondisi para pemain utama Milan semakin uzur membuat mereka tampil tidak terlalu konsisten lagi.

Hingga akhirnya hubungan mesra yang terjalin antara Kaka dengan Milan harus diputus secara paksa akibat dari krisis finansial yang menimpa klub semakin menjadi-jadi. Kebutuhan akan dana segar, membuat Milan tak berpikir dua kali saat Real Madrid menawarkan uang sebesar 65 juta euro untuk bintangnya tersebut.

Walaupun bisa saja menolak tawaran tersebut, Kaka akhirnya terpaksa menerima kepindahan ke Madrid. Demi membantu keuangan Milan yang sedang memburuk.

Karier yang Tidak Berjalan Mulus di Real Madrid

Bergabungnya Kaka ke Real Madrid adalah bagian dari rencana Florentino Perez membentuk The New Galacticos. Kedatangan Kaka berbarengan juga dengan kehadiran seorang Cristiano Ronaldo di Santiago Bernabeu yang memecahkan rekor transfer dunia saat itu.

Kehadiran Kaka di Madrid ini tentu diharapkan dapat menularkan daya magis yang ia tunjukkan bersama Milan. Namun pada kenyataannya, Kaka tidak mampu menampilkan permainan seperti yang ia tunjukkan ketika bersama Milan.

Ketidaksempurnaan dalam Kesempurnaan Karier KakaFoto: Koji Watanabe/Getty Images


Kaka memang masih mampu membukukan gol dan asis yang terbilang cukup banyak. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan kondisinya saat berada di Milan, tentu hal tersebut bisa dikatakan cukup berbeda.

Faktor cedera yang sempat beberapa kali menghinggapinya memang membuat permainannya sedikit menurun. Ia juga harus kehilangan begitu banyak pertandingan akibat cedera tersebut. Selain itu, ketidakcocokannya dengan taktik yang digunakan oleh pelatih Madrid ketika itu, terutama Jose Mourinho, membuat Kaka sedikit demi sedikit tergusur dari tim inti. Ditambah lagi sinarnya seorang Ronaldo juga semakin mentereng di Madrid, membuat Kaka semakin dilupakan.

Faktor-faktor tersebut pada akhirnya membuat karier Kaka bersama raksasa Spanyol ini tidak berjalan mulus. Harapan terhadap dirinya agar tetap mampu menunjukkan kemapuan seperti di Milan tidak pernah terwujud.

Hingga akhirnya pada 2013, Kaka memutuskan untuk kembali ke Milan. Walaupun pada saat bersamaan Madrid mendatangkan pelatihnya ketika di Milan, Carlo Ancelotti, kembalinya Kaka ke San Siro tidak bisa dicegah.

Menghabiskan Sisa Kariernya di MLS

Kembalinya Kaka ke Milan ternyata tidak membuat kariernya membaik. Ia gagal mengangkat Milan yang sedang terpuruk ketika itu. Ia pun hanya bertahan selama semusim saja di kesebelasan yang membesarkan namanya tersebut.

Pada 2014 ia memutuskan pindah ke Amerika Serikat untuk bermain di MLS bersama Orlando City. Kaka sepertinya sadar, dengan usianya yang semakin menua sebagai pesepakbola, kariernya tidak lama lagi akan berakhir.

Meninggalkan keras dan gemerlapnya sepakbola Eropa dan pindah ke Amerika Serikat adalah pilihan yang bijak.

Di Orlando, ia bisa bermain lebih santai. Tekanan kepada dirinya tentu tidak akan seberat saat ia bermain di Eropa sehingga ia bisa menemukan kembali penampilan terbaiknya. Keputusan ini pun terbukti membuahkan hasil yang cukup baik dengan sempat beberapa kali ia kembali dipanggil ke timnas Brasil.

Ketidaksempurnaan dalam Kesempurnaan Karier KakaFoto: Pandit Football Indonesia


***
Karier Kaka sebagai pesepakbola sangatlah cemerlang jika dilihat dari gelar yang pernah ia raih. Bisa dikatakan semua gelar bergengsi yang ada di sepakbola sudah ia raih. Gelar juara Serie A, La Liga, Liga Champions dan Piala Dunia bersama timnas Brasil adalah buktinya.

Selain itu, untuk penghargaan individu, ia sudah pernah meraih gelar pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or. Sebuah bukti yang menunjukkan bahwa kariernya cukuplah sempurna dari raihan gelar.

Namun, tetap saja ada ketidaksempurnaan menghampiri seorang Kaka. Namanya sebagai salah satu pemain terbaik dunia terbilang cukup cepat menghilang dari hingar-bingarnya sepakbola. Tercatat sejak pindah dari Milan pada 2009, kariernya sedikit demi sedikit semakin meredup. Padahal ketika meninggalkan Milan, ia sedang berada di usia emas seorang pesepakbola, 29 tahun. Tapi, faktor cedera dan ketidakcocokan dengan taktik pelatih membuat penampilannya harus menurun lebih cepat


Ricardo Kaka Masuk Islam

Kak-Real-Madrid-Rayo-Vallecano-ricardo-kaka-25584224-594-465
Ricardo Kaka, bintang sepak bola asal Brazil mengatakan, “Al-Quran lebih indah dari perkataan manusia dan merupakan sebuah mukjizat.” Pemain yang bernama asli Ricardo Izecson dos Santos Leite yang kini bermain untuk grup asal Spanyol Real Madrid ini menambahkan, “Saat kita membaca Al-Quran, maka setiap orang akan menyadari bahwa ini bukan hasil karya seorang manusia melainkan sebuah mukjizat.”
Ketua Bidang Agama Perhimpunan Lembaga-lembaga Agama Brazil berkomentar mengenai Kaka, ia mengatakan, “Kaka adalah seorang Kristian yang religius, akan tetapi religiusitasnya ini tidak menjadi penghalang baginya untuk mengungkapkan rasa hormatnya kepada agama-agama lain, melainkan ia memberikan perhatiannya kepada spiritual.”
Bersamaan dengan ini, imam jamaah masjid Gorolius di Brazil sembari menolak berita mengenai kemusliman bintang Brazil ini mengatakan, “Kaka adalah seorang Kristian yang rajin ke gereja, akan tetapi ia senang mendengarkan Al-Quran.”
picx_13346_1675
Dari sisi lain, Ketua Lembaga Dakwah Islam di Brazil mengatakan bahwa setelah mendengarkan Al-Quran, perilaku Kaka menjadi berubah, ia memberikan penghormatannya yang mendalam kepada Islam dan muslim.
Dia menegaskan, “Kecintaan dan penghormatan Kaka terhadap agama Islam akan memberikan iklim baru bagi para pendukung bintang Brazil dan tim Real Madrid ini.”
Dikatakan, pemain yang dulu pernah membela tim asal Italia Ac Milan ini, bulan lalu setelah hadir di masjid yang khusus untuk para wisatawan di kota Dubai, Uni Emirat Arab mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang murah hati dan pengasih, dan dengan melihat perilaku terpuji para Muslim, membuatnya tertarik untuk mengenal dan mengkaji agama ini lebih jauh.
Kaka-peluk-Islam
Pemain Bola Muslim
Daftar Pemain Bola Muslim – Bagi para pemain yang memiliki ajaran yang berbeda dari mayoritas yang ada. Terutama ketika berlaga di benua Eropa memang sangat sulit untuk mempertahankannya. Misalnya ajaran Islam yang saat ini ada di Eropa memang masih dibilang sedikit. Untuk itu kami Kabar Sepak Bola mempersembahkan Daftar Pemain Bola Muslim. Berikut ini adalah Daftar Pemain Bola Muslim :
Robin Van Persie (Arsenal)
Mohammed “Momo” Sissoko (Juventus)
Nicholas anelka (Chelsea)
Yaya Toure (M. City)
Kolo (M. City)
Zinedine Yazid Zidane
Hossam Ghaly (Totteham Hotspurs)
Ahmed Mido Hossam (Boro)
Franck “Bilal” Riberry (Bayern Muenchen)
Hamit (Bayern Muenchen)
Halil Antiltop (Shalke 04)
Frederik Kanoute (Sevilla)
Eric Abidal (Barcelona)
Sulley Ali Muntari (Pompey)
Mahamaddou Diarra (Real Madrid)
Nuri Sahin (Feyenoord Rotterdam)
Zlatan Ibrahimovic (Inter)
Hassan “Brazzo” Salihamidzic (Juventus)
Khalid Boulahrouz (Sevilla)
Diomanssy Kamara (Fulham)
Mohammed Kallon (Al-Ittihad ext. Inter & Monaco)
El-Hadji Diouf (Bolton)
Salomon Kalou (Chelsea)
Mereka semua adalah masih beberapa dari Daftar Pemain Bola Muslim di seluruh dunia yang ada. Untuk pengamalan ajaran Islam di daerah yang mayoritas beragama lain memang sangat sulit. Terutama bagi para pesepak bola kelas dunia yang bermain di Eropa. Untuk itu maka setiap pemain harus memiliki ketaatan beribadah yang baik. Berikut ini adalah Daftar Pemain Bola Muslim yang taat:
Samir Nasri
Karim Benzema
Hatem Ben Arfa
Robin van Persie
Aaron Winter
Zidane
Nicolas Anelka
Frank Ribery
Djibril Cisse

Anak ke 2 ricardo KAKA lahir

Penantian menegangkan Ricardo Kaka berakhir. Anak kedua bintang Real Madrid tersebut, Isabella, lahir di rumah sakit Albert Einstein, Sao Paulo, Brasil.
Isabella lahir beberapa jam setelah Kaka mencetak dua gol ke gawang Valencia.

Kaka kembali menunjukkan ketajamannya dengan mencetak dua gol ke gawang Valencia ketika Madrid menang 6-3 pada lanjutan La Liga Spanyol di Stadion Mestalla, Minggu 24 April 2011 dinihari WIB.

Usai mencetak gol, Kaka merayakannya dengan memasukkan bola ke dalam bajunya untuk menandakan bahwa istri tercintanya, Caroline Celico, sedang mengandung dan menanti masa persalinan. Dan beberapa jam setelah laga Madrid melawan Valencia, Caroline pun benar-benar melahirkan.

Goal.com melansir, Caroline melahirkan seorang bayi perempuan di rumah sakit Albert Einstein di Sao Paulo, Brasil. Bayi tersebut kemudian diberi nama Isabella. Ini adalah anak kedua Kaka setelah pada Juni 2008 lalu putra pertama mantan pemain AC Milan tersebut, Luca Celico Leite, lahir.

Kaka, yang tidak bisa menemani Caroline saat persalinan, langsung terbang ke Brasil, Minggu 24 April siang WIB. Namun, gelandang tim nasional Brasil tersebut sudah dijadwalkan bergabung dengan sesi latihan Madrid hari ini. Pasalnya, Los Blancos sedang persiapan melawan Barcelona di leg pertama semifinal Liga Champions, Kamis 28 April dinihari WIB.

Sabtu, 15 Juli 2017

Kisah sejati seorang KAKA


KAKA: "I belong to Jesus"

Lahir di Brasilia tahun 1982 dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, Kaka lahir dari sebuah keluarga penginjil yang kaya raya. Namun hal itu tidak membuat ia menjadi sombong dengan mengandalkan kekayaan keluarganya, ataupun mengikuti jalan hidup keluarganya dengan menjadi penginjil. Kaka punya jalannya sendiri dan caranya sendiri.

Sejak kecil ia sangat menyukai sepakbola, bahkan dalam usia remaja ia menjadi pemain yang cukup terkenal didaerahnya dengan bermain sebagai pemain cadangan di klub San Paulo.

Namun pada usia 18 tahun sebuah bencana terjadi, ia mengalami cidera punggung yang serius saat sedang berenang. Dokter mengatakan ia tidak bisa bermain sepakbola lagi, bahkan kemungkinan besar akan lumpuh akbibat cidera itu. Tidak ada tindakan operasi atau terapi yang bisa menyelamatkannya.

Hidup Kaka hancur berantakan saat itu, kecintaannya pada sepakbola demikian besar, kini semua harus berakhir, bahkan sisa hidupnya harus diisi dengan menjalani kelumpuhannya.

Namun Kaka tahu kemana ia harus minta tolong saat dokter sudah angkat tangan. Kaka bergumul dengan Tuhan, tak putus-putusnya ia berdoa memohon kesembuhannya. Ia bernazar pada Tuhan, bila ia sembuh dan dapat bermain sepakbola lagi, ia akan mempersembahkan seluruh prestasinya itu pada Tuhan Yesus.

Dan keajaibanpun terjadi, setahun setelah kecelakaannya itu tepatnya tahun 2001, Tuhan menyembuhkannya, ia sembuh total dari sakitnya. Bahkan ia dapat merumput bermain sepakbola lagi. Tuhan juga memberikan hadiah bonus, ia tidak lagi menjadi pemain cadangan melainkan menjadi pemain utama dan andalan dalam klubnya.

Tuhan membuat permainan Kaka menjadi begitu hebat sehingga manager tim nasional Brazil terpikat akan permainannya, dan memanggil Kaka untuk mengenakan baju kebesaran tim Brazil, emas dan hijau, dipercaya untuk bertarung di piala dunia 2002.

Dari sekian banyak bakat baru bersinar di Brazil, ia hanyalah seorang pemain muda yang belum setahun membela klubnya, namun sudah dipanggil masuk tim nasional. Bagi Kaka itu adalah keajaiban dan anugerah yang besar baginya.

Walaupun dia hanya jadi pemain cadangan dan duduk dipinggir lapangan menonton pertandingan para seniornya di piala dunia, namun Kaka sudah sangat senang dapat ikut serta dalam kompetisi sebesar piala dunia. Kaka tidak menyadari Tuhan sedang menyediakan keajaiban lainnya bagi dia.

Beberapa pertandingan berjalan begitu keras bagi Brazil, sehingga beberapa pemain bintang harus disimpan karena cidera. Datanglah kesempatan bagi Kaka untuk turun membela timnya. Dibawah pembelaannya Brazilpun menang, peristiwa legendaris yang menggemparkan dunia itupun terjadi, Kaka mengangkat seragam-nya dan di baliknya ada sebuah tulisan yang menggegerkan, kaos putih itu bertuliskan "I Love Jesus".

Itu terus dilakukannya setiap kali teman-temannya merayakan gol. Dan akhirnya Brazil-pun memenangkan Piala Dunia 2002, setelah menaklukan Jerman di final dengan skor 2-0. Dalam parade kemenangan dinegaranya sendiri, kaos kesayangan yang bertuliskan 'I love Jesus' itu tidak pernah dilepasnya. Hal itu menginspirasi banyak pemain Brazil (bahkan pemain negara lain) melakukan hal yang sama.

Saat diwawancara oleh stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia berkata, "Saya ingin memperlihatkan dengan hidup dan kerja saya, apa yang telah Tuhan lakukan bagi saya, supaya orang lain dapat melihat apa yang Tuhan bisa lakukan dalam kehidupan mereka."

Permainannya yang cantik di Piala Dunia tidak luput dari perhatian sebuah klub raksasa di Italia, AC Milan. Tidak lama kemudian mereka meminta Kaka masuk dalam timnya sebagai pemain utama. Kaka-pun pindah bergabung dengan AC Milan, masuk dalam liga Italia yang keras dan penuh bintang. Namun dalam musim pertamanya di Liga Italia seri A, ia langsung menyumbangkan gelar juara scudetto bagi AC Milan.

Dalam waktu singkat Kaka menjadi bintang dan pujaan banyak orang khususnya wanita, kegantengannya yang seperti seorang bintang film membuat ia selalu dikejar-kejar fans wanita, dimanapun ia berada akan selalu ada jeritan gadis-gadis muda yang mengaguminya.

Namun cinta dan kesetiannya hanya pada Caroline Celico, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepakbola selalu dikeliling wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Ia bahkan tidak mau membawa Caroline tinggal dengannya di Italia sebelum pernikahan, seperti yang dilakukan para pemain bola di liga-liga besar.

Tahun 2005, Kaka meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah. Dalam jumpa pers ia menyatakan bahwa ia masih perjaka dan Caroline masih perawan.

"Itu adalah periode yang penting, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tapi saya bisa melewatinya. Malam pertama kami juga ditandai darah keperawanan, sebagai tanda cinta suci kami."

Walaupun sebuah isu pindah agama sempat menerpanya diakhir tahun 2006, namun Kaka membuktikan pada mata dunia, bahwa ia adalah murid Kristus sejati dalam final liga Champion Mei 2007. Menjadi pahlawan kemenangan melawan Liverpool, Kaka langsung merayakan golnya dengan membuka kaosnya
dan menunjukan tulisan "I belong to Jesus" kemudian berlutut berdoa bersyukur ditengah lapangan. Teman-temannya yang lain turut merayakannya, tapi mereka mengerti dan tidak mengganggu Kaka yang sedang berdoa. Peristiwa ini ditonton jutaan pemirsa yang menyaksikan final Liga Champion 2007.

Bagi Kaka beserta seluruh pemain dan pendukung AC Milan, kemenangan ini merupakan mujizat. Tidak ada yang menyangka AC Milan akan menang, ditengah kepungan 3 raksasa Inggris yang diunggulkan yaitu Manchester United, Chelsea dan Liverpool.

Kaka menjadi Top Skorer dalam Liga Champion, pertarungan liga paling bergengsi dan tertinggi diseluruh dunia. Membuatnya dinobatkan sebagai raja oleh para media Italia, dan pantas dinobatkan sebagai pemain terbaik didunia. Klub-klub kaya seperti Real Madrid diberitakan telah mengajukan penawaran sebesar 100 juta euro (1 trilyun rupiah lebih) jauh memecahkan rekor pemain termahal saat ini.

Istri Ricardo Kaka Direbut Pria Lain?

Istri Ricardo Kaka Direbut Pria Lain?
Ads by Kiosked
Ricardo Kaka dan sang istri, Caroline Celico. (Fanpop)
VIVAbola - Hubungan Ricardo Kaka dengan Caroline Celico kembali diterpa gosip panas. Beredar kabar bahwa Celico mulai berpaling dari Kaka.
Disebut-sebut, Celico tengah menjalin hubungan dengan pria bernama Fernando Bento, yang tak lain juru bicaranya sendiri. Isu ini muncul setelah Celico mengumbar kemesraan dengan Bento di akun Instagramnya, demikian dilansir Caughtoffside.
Meski mengakui bahwa sang pria adalah temannya, namun terlihat jelas kemesraan di antara keduanya. Celico bahkan tak takut untuk menyebut Bento sebagai kekasihnya.

"Hari ini sangat membenci teman saya, rekan sepanjang masa, yang saya menikmati bekerja dengannya. Ferbento hanya satu yang Anda tahu betapa baiknya Anda, pahlawan, kekasih, teman dan pekerja keras! Saya mencintaimu dan saya akan selalu ada untukmu! #selamatulangtahunferbento," tulis Celico dalam akun instagramnya.


Postingan Celico pun ditanggapi oleh Bento. "Cintaku! Terima kasih menjadi bagian dalam hidup saya dan membuat semuanya menjadi lebih baik! Terima kasih! Cinta kamu @cacelico," jawab Bento dengan akunnya @ferbento.

Entah apa reaksi Kaka melihat kemesraan istrinya dengan Bento. Status sang pria pun hingga saat ini belum jelas apakah hanya sebatas teman kerja atau lebih.
Yang pasti, kemesraan Celico dengan Bento memicu emosi dari fans Kaka. Salah satu pengikut Celico menulis bahwa Kaka tak akan suka dengan hal ini. Sedangkan satu akun lain menyindir Celico dengan mempertanyakan apakah Bento suami keduanya.
Hubungan Celico dan Kaka dikabarkan tengah tak harmonis. Pada pertengahan tahun ini, keduanya kedapatan menghabiskan liburan secara terpisah. Bahkan, Celico sempat mencurahkan isi hatinya lewat media sosial tentang perasaannya saat itu.

Berwajah Imut, Pesepakbola Kaka Ternyata Suka Selingkuh?



 Pecinta sepak bola tiba-tiba dikejutkan dengan berita perceraian Kaka dengan sang istri awal November ini. Bagaimana tidak, selalu terlihat harmonis, tiba-tiba pemain Real Madrid itu memutuskan berpisah dengan Caroline Celico.

Berbagai rumor muncul terkait alasan cerai Caroline dan pemilik nama asli Ricardo Kaka itu. Caroline dikabarkan memilih berpisah karena pesepak bola berwajah imut tersebut rupanya berselingkuh. Tak tanggung-tanggung, kabarnya Kaka diperebutkan oleh 2 wanita sekaligus.

Wanita pertama yang disebut-sebut jadi penyebab perceraian Kaka dengan Caroline adalah Miss Brasil Jackelyne Oliveira. Selama ini, Jackelyne memang dikenal menjalin hubungan dekat dengan pesepakbola top Brasil, termasuk Kaka. Bahkan Jackelyne juga sempat menjadi kekasih Ronaldinho

Nama lain yang dikabarkan menjadi penyebab perceraian Kaka adalah seorang aktris cantik asal Brasil. Dilansir melalui El Balon Rosa, Isis Valverde merupakan aktris memiliki hubungan khusus dengan Kaka. Sayangnya, usai rumor ini mencuat di publik, agensi yang menaungi Isis Valverde langsung membantahnya.

Sementara itu, Kaka dan Caroline akhirnya naik pelaminan pada 2005 setelah berpacaran cukup lama. Pertama kali bertemu pada 2002, Caroline yang masih berusia 15 tahun dan Kaka 20 tahun, langsung saling jatuh cinta pada pandangan pertama.

Menurut kabar, setelah 9 tahun bersama, Kaka dan Caroline memutuskan untuk pisah ranjang pada Juni lalu. Caroline memutuskan tinggal di Sao Paolo bersama kedua buah hatinya, Lucas dan Isabella


Ricardo Kaka dan Caroline Celico.

Ricardo Kaka Pasang Foto Mesra dengan Mantan Istri

Meski tak lagi merumput di Eropa, pesona Ricardo Kaka tak pernah luntur. Bintang sepak bola Brasil itu masih menjadi magnet karena penampilan yang menawan plus wajahnya yang rupawan.
Namun, kabar mengejutkan muncul November lalu. Kaka bercerai dengan istrinya, Caroline Celico. Hubungan itu berakhir setelah sembilan tahun berumah tangga. Mereka juga dikaruniai dua anak, Luca dan Isabella.
Sejumlah gosip beredar luas. Kaka dituduh berselingkuh. Caroline juga tak luput dari berita miring. Sejumlah orang juga digosipkan menjadi faktor perusak hubungan romantis yang mereka jalin sejak remaja.
Setelah digosipkan pisah rancang, Kaka membuat kejutan dengan mengunggah foto mesra dengan Caroline di akun Instagram miliknya, @kaka. Foto-foto kebersamaan mereka kembali muncul sejak pertengahan Desember.
Selain mengunggah foto, Kaka juga menyelipkan kata-kata romantis bersama foto tersebut. Tak heran jika publik menganggap Kaka dan Caroline kembali rujuk.
Berikut foto-foto mesra Kaka dan Caroline:

Diunggah 19 Desember

Diunggah 25 Desember

Belajar Ketulusan dan Cinta dari Seorang Ricardo Kaka

Tahun 2003 tidak ada yang menyangka Milan kedatangan seorang anak muda dari Brasil — dialah Ricardo kaka.sebelumnya tidak banyak yang tahu siapa kaka ketika dia datang ke Milan. Dia seperti datang sendiri dan sudah ditakdirkan untuk Milan.
Tahun pertama di Milan, dia sukses begitu juga tahun tahun berikutnya. Dia berhasil mengambil hati para fans Milan. Selalu terdengar chant untuk sang pangeran Milan ini ketika Milan bermain yg bikin merinding “siam venuti fin qua per vedere segnare kaka”.
Kaka saat itu benar benar menjadi idola di Milan, bukan hanya karena permainannya di lapangan. Tapi sikapnya di luar lapangan. Tidak ada yang meragukan ketampanan seorang Kaka. Bahkan bisa dikatakan saat itu dia pemain bola paling popular di dunia. Puncaknya pada tahun 2007 dia mengantarkan Milan menjadi juara liga champions setelah di final mengalahkan Liverpool 2-1. Walau di laga final kedua gol Milan dicetak oleh sang raja offside pippo inzaghi, tetapi dia tetap menjadi pemain terbaik. Dan pada tahun yang sama Kaka berhasil menjadi pemain terbaik dunia.
Dengan kepopulerannya saat itu tidak menjadikan dia sombong atau lupa diri, dia bisa saja menggaet wanita manapun yang dia mau. Dan wanita mana yang menolak seorang Ricardo Kaka . Dia relijius, sederhana, populer dan tampan. Bahkan lebih tampan dari ronaldo dan messi.
Tapi dia memilih jalan yang membuat saya kagum, dia tetap menjadi seorang yang rendah hati dan setia. Kaka menikah dengan kekasihnya Caroline Celico pada tahun 2005, dan dia tetap setia dengan sang istri. Dan walaupun dia seorang yang beragama non muslim dia mengaku kagum dengan Al Quran.
Pada tahun 2009 Milan mengalami krisis keuangan yang mengharuskan mereka menjual beberapa pemain bintangnya jika ingin neraca keuangan klub kembali stabil. Dan Kaka saat itu menjadi pemain bintang paling mahal dan potensial untuk dijual, Milan menghadapi dilema apakah akan menjual pemain kesayangan fans dan klub untuk menyelamatkan keuangan mereka atau tetap mempertahankan kaka.
Meskipun mendapat protes keras dari para Milanisti tapi pada akhirnya Milan memutuskan menjual sang pemain rendah hati ini, demi menyelamatkan keuangan klub. Walau sang pemain tidak ingin meninggalkan Milan, klub yang dia cintai. Tapi demi cintanya kepada Milan juga dia memutuskan mau dijual ke Real Madrid. Demi menyelamatkan keuangan klub yang dicintainya dia rela berkorban untuk dijual.
Lima tahun berselang tepatnya pada tahun 2013,setelah 5 tahun kepindahan Kaka ke klub yg disebut Los Galacticos itu Milan mendapatkan kesempatan untuk membawa Kaka pulang kembali ke rumah yang sesungguhnya. Di sisi lain Madrid juga sudah tidak begitu membutuhkan Kaka, walaupun pelatih mereka saat itu Carlo ancelotti mantan pelatih Milan.
Sejatinya permainan kaka di Madrid juga tidak begitu buruk, hanya dia sering dibekap cedera dan kalah bersaing dengan ozil. Dia juga kalah pamor dengan Ronaldo, walaupun fans Madrid juga mencintainya.
Dan kesempatan itu akhirnya terwujud di tahun 2013, Ricardo Kaka akhirnya kembali ke Milan sebagai pemain. Dengan usaha keras dari om botak Adriano Galliani, kaka akhirnya resmi balik lagi ke Milan. Meskipun dia rela dipotong gajinya dan hanya mendapatkan setengah dari gajinya saat di Madrid, Kaka memilih kembali ke Milan daripada ke klub lain.
Para Milanisti pun menyambut suka cita kepulangan pemain idola mereka, bahkan gosip kepindahan Kaka sudah lama menyeruak dari tahun 2012. di media social Twitter kepindahan Kaka ke Milan sempat menjadi trending topic dunia.walau saat itu Milan sedang terpuruk tapi kembalinya sang pemain religious ini seakan menjadi kado bagi para Milanisti. Dan dia langsung mendapatkan jabatan wakil kapten saat kembali ke Milan..
Saat kembali ke Milan Kaka sempat cedera lagi, dan yang bikin saya bangga. Dia rela tidak digaji saat dia cedera. Dia tidak mungkin melakukan semua ini tanpa cinta dan ketulusan. Pada akhirnya ketulusan dan cinta dari seorang Kaka untuk Milan menghasilkan gol ke 100 nya untuk Milan pada laga melawan Atalanta.

Kesaksian Hidup Ricardo KAKA

Kesaksian Ricardo KAKA
Lahir di Brasilia tahun 1982 dengan nama Ricardo Izecson dos Santos Leite, Kaka lahir dari sebuah keluarga penginjil yang kaya raya. Namun hal itu tidak membuat dia menjadi sombong dengan mengandalkan kekayaan keluarganya, ataupun mengikuti jalan hidup keluarganya dengan menjadi penginjil. Kaka punya jalannya sendiri dan caranya sendiri.

Cedera, Dokter berkata tidak dapat sembuh
Sejak kecil ia sangat menyukai sepakbola, bahkan dalam usia remaja ia menjadi pemain yang cukup terkenal didaerahnya dengan pemain sebagai pemain cadangan di klub San Paulo. 

Namun pada usia 18 tahun sebuah bencana terjadi, ia mengalami cedera punggung yang serius saat sedang berenang. Dokter mengatakan dia tidak bisa main sepakbola lagi, bahkan kemunkinan besar akan lumpuh akibat cedera itu. Tidak ada tindakan operasi atau terapi yang bisa menyelamatkannya. Hidup kaka hancur berantakan saat itu, kecintaannya kepada sepakbola begitu besar, kini semuanya harus berakhir, bahkan sisa hidupnya harus diisi dengan menjalani kelumpuhan.


Namun Tuhan berkata berbeda
Namun Kaka tahu kemana ia harus meminta tolong saat dokter suda angkat tangan. Kaka bergumul dengan Tuhan, tak putus-putusnya ia berdoa memohon kesembuhannya. Ia bernazar kepada Tuhan, bila ia sembuh dan dapat bermain sepakbola lagi, ia akan mempersembahkan seluruh prestasinya itu pada Tuhan Yesus.

Dan keajaibanpun terjadi, setahun setelah kecelakaannya itu tepatnya tahun 2001, Tahun penyembuhannya, ia sembuh total dari sakitnya. Bahkan ia dapat merumput bermain sepakbola lagi. Tuhan juga memberikan hadiah bonus, ia tidak lagi pemain cadangan melainkan menjadi pemain utama dan andalan dalam klubnya.

Bergabung dengan Tim Nasional Brazil
Tuhan membuat permainan Kaka menjadi begitu hebat sehingga manager tim nasional brazil terpikat akan permainannya, dan memanggil kaka untuk menggunakan baju kebesaran tim Brazil, dan dipercayakan untuk bertarung di piala dunia 2002. Dari sekian banyak bakat baru bersinar di Brazil, ia hanya seorang pemain muda yang belum setahun membela klubnya, namun suda dipanggil masuk tim nasional. Bagi Kaka itu adalah anugerah dan keajaiban yang besar baginya.

Walaupun dia hanya jadi pemain cadangan dan duduk dipinggir lapangan penonton pertandingan para seniornya di piala dunia, namun Kaka sudah sangat senang dapat ikut serta dalam kompetisi sebesar piala dunia. Kaka tidak menyadari Tuhan sedang menyediakan keajaiban lainnya bagi dia.

Menang di piala dunia 2002
Beberapa pertandingan berjalan begitu keras bagi Brazil, sehingga beberapa pemain bintang harus disimpan karena cidera. Datanglah kesempatan bagi Kaka untuk turun membela timnya. Dibawah pembelaannya Brazilpun menang, peristiwa legendaris yang menggemparkan dunia itupun terjadi, kaka menanggalkan seragam luarnya sehingga nampak di baliknya sebuah kos putih dengan tulisan yang menggegerkan, kaos putih itu bertulisan ‘I Love Jesus’.

Itu terus dilakukannya setiap kali teman-temanya merayakan gol. Dan akhirnya Brazil-pun menangkan Piala Dunia 2002, setelah menaklukan Jerman di final dengan skor 2-0. Dalam parade kemenangan di negaranya sendiri, kaos kesayangan yang bertulisan “I Love Jesus” itu tidak pernah dilepaskannya. Hal itu menginspirasi banyak pemain Brazil (bahkan pemain negara lain) melakukan hal yang sama.

Saat diwawancara oleh stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu, ia berkata, “Saya ingin memperlihatkan dengan hidup dan kerja saya, apa yang telah Tuhan lakukan bagi saya, supaya orang lain dapat melihat apa yang Tuhan bisa lakukan dalam hidupan mereka.”

Pindah ke Liga Eropa
Permainan yang cantik di Piala Dunia tidak luput dari perhatian sebuah klub raksasa di italia, AC Milan. Tidak lama kemudian mereka minta Kaka masuk dalam timnya sebagai pemain utama. Kaka-pun pindah bergabung dengan AC Milan, masuk dalam Liga Italia yang keras dan penuh bintang. Namun dalam musim pertamanya di Liga Italia seri A, ia langsung menyumbang gelar juara scudetto bai AC Milan.

Menikah
Dalam waktu singkat kaka menjadi bintang dan pujian banyak orang khususnya wanita, kegantengannya yang seperti seorang bintang film membuat ia selalu dikejar-kejar fans wanita, dimanapun ia berada akan selalu ada jeritan gadis-gadis muda mengaguminya. Namun cinta dan kesetiaannya hanya pada Caroline Celino, kekasihnya yang jauh di Brazil. Walaupun kehidupan pemain sepak bola selalu dikelilingi wanita-wanita cantik super model, atau pesta-pesta kemenangan, Kaka selalu menghindari semuanya itu. Ia bahkan tidak mau membawa Caroline tinggal dengannya di Italia sebelum pernikahan, seperti yang dilakukan pemain bola di liga-liga besar.

Tahun 2005, kaka meminang Caroline, dalam sebuah upacara perkawinan yang sangat sederhana, sangat berbeda dengan pernikahan selebritis lain yang super mewah. Dalam jumpa pers ia menyatakan bahwa ia masih perjaka dan Caroline masih perawan. “Itu adalah periode yang penting, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tapi saya bisa melewatinya.

Juara Liga Champion 2007 bersama AC Milan
Walaupun sebuah isu pidah agama sempat menerpanya diakhir tahun 2006, namun Kaka membuktikan pada mata dunia, bahwa ia adalah murid Kristus sejadi dalam final liga Champion Mei 2007. Menjadi pahlawan kemenangan melawan Liverpool, Kaka langsung merayakan golnya dengan membuka kaosnya dan menunjukan tulisan ‘I belong to Jesus’ kemudian berlutut berdoa bersyukur di tengah lapangan. Teman-temannya yang lain turut merayakannya, tetapi mereka mengerti dan tidak mengganggu Kaka yang sedang berdoa. Peristiwa ini di tonton jutaan pemirsa yang menyaksikan final Liga Champion 2007.

Bagi kaka beserta seluruh pemain dan pendung AC Milan, kemenangan ini merupakan mujizat. Tidak ada yang menyangka AC Milan menang, ditengah kepungan raksasa Inggris yang diunggulkan yaitu Manchester United, Chesea dan Liverpool. Kaka menjadi Top Scorer dalam Liga Champion, pertarungan liga paling bergengsi dan tertinggi di seluruh dunia. Membuatnya di nobatkan sebagai raja oleh pra media Italia, dan pantas dinobatkan menjadi pemain terbaik dunia.

Kaka telah menjadi teladan bagi banyak orang. Dalam pertandingan dia selalu berdoa, baik saat berhasil mencetak gol ataupun gagal mencetak gol. Ia membawa Alkitab kemana-mana, membacanya setiap ada waktu luang dalam pertandingan atau latihan, dan menyebutnya sebgai buku bacaan faforitnya. Teman-teman dalam satu tim mengangap dirinya sebagai jimat, tanpa dia AC Milan akan sulit untuk menang. Dia harus selalu ada bersama AC Milan, kalau tidak AC Milan pasti kalah. Dalam hidup Kaka telah menjadi terang Kristus bagi banyak orang.
Sumber: Majalah VOISE,Vol.89/2007
KARIR KAKA

Foto: New Press/Getty Images Foto: New Press/Getty Images
Jakarta - Jika kebanyakan pemain sepakbola asal Brasil berasal dari keluarga yang tidak mampu, Ricardo Izecson dos Santos Leite, atau yang lebih dikenal dengan Kaka, mempunyai latar belakang yang berbeda. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan dan berpendidikan. Ayahnya adalah seorang insinyur dan ibunya merupakan guru sekolah dasar di Brasil.

Akibat dari kondisi latar belakang yang berbeda tersebut membuat Kaka tidak seperti kebanyakan pesepakbola Brasil yang bermain sepakbola di jalanan. Kaka langsung dimasukkan oleh orang tuanya ke akademi sepakbola Sao Paolo atas usulan seseorang yang melihat bakatnya. Selain itu, Kaka juga termasuk ke dalam pesepakbola yang sempat mengenyam pendidikan cukup lama. Terhitung selama 11 tahun Kaka pernah menempuh pendidikan di Brasil.

Namun, walaupun memiliki latar belakang yang berbeda dengan para pemain Brasil pada umumnya, Kaka tetap mampu menahbiskan dirinya sebagai salah satu pesepakbala terbaik yang pernah dilahirkan di negeri samba tersebut.

Berjaya Bersama AC Milan

Untuk mengarungi musim 2003/2004, AC Milan mendatangkan seorang pemuda asal Brasil berusia 21 tahun ke San Siro dengan mahar 8,5 juta euro dari Sao Paolo bernama Kaka. Pada saat itu, mungkin hanya segelintir orang saja yang pernah mendengar atau mengetahui nama tersebut. Karena saat itu ia merupakan bagian dari timnas Brasil di Piala Dunia 2002.

Kaka datang ke Milan di saat mereka baru saja meraih gelar Liga Champions 2002/2003. Dan kondisi skuat Milan pada saat itu sudah dipenuhi begitu banyak pemain bintang. Apalagi di posisinya kaka yaitu sebagai pemain yang berada di belakang dua penyerang atau berperan sebagai trequartista.

Dalam skema 4-3-1-2 milik Milan ketika itu, sudah terdapat seorang maestro asal Portugal bernama Manuel Rui Costa. Belum lagi adanya Clarence Seedorf yang juga mampu bermain di posisi tersebut.

Tentu tidak sedikit yang meragukan apakah Kaka akan mendapatkan tempat di tim inti Milan atau tidak. Apalagi ketika itu ia masih sangat muda dengan usia baru 21 tahun. Namun ternyata, pelatih Milan saat itu, Carlo Ancelotti, menaruh kepercayaan penuh kepada seorang Kaka untuk masuk ke dalam tim inti Milan.

Ia berhasil membuat Rui Costa merasakan hangatnya bangku cadangan.
Kepercayaan Ancelotti tersebut dibayar dengan penampilan gemilang oleh Kaka yang akhirnya membuat ia tak tergantikan di tim inti Milan. Kolaborasinya di lini tengah bersama Clarence Seedorf, Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso tak pernah bisa ditemukan penggantinya hingga sekarang oleh Milan.

Sejak kedatangannya, sedikit demi sedikit keberadaan Kaka di skuat Milan semakin vital, terutama ketika Andriy Shevchenko memutuskan untuk pindah ke Chelsea pada 2006. Dan pada saat bersamaan juga Milan terkena kasus pengaturan skor, Calciopoli.

Pada saat Milan sedang dilanda krisis seperti inilah sosok Kaka menunjukkan kualitasnya. Ia membuat para Milanisti (sebutan pendukung Milan) dengan cepat melupakan kepergian Shevchenko.

Kaka berhasil membawa Milan menjuarai Liga Champions 2006/2007 di saat banyak orang meragukan kualitas Milan pada saat itu yang ditinggal Shevchenko dan dihuni oleh para pemain yang sudah cukup tua untuk seorang pesepakbola.

2007 ini merupakan puncak kejayaan Kaka bersama Milan. Sebab, ia berhasil meraih semua gelar penting dari setiap kompetisi yang diikutinya bersama Il Diavolo Rosso (kecuali Coppa Italia).

Selain itu, Kaka juga mampu menahbiskan dirinya sebagai pemain terbaik dunia 2007. Ia berhasil menyabet gelar pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or. Pada saat itu, Kaka berhasil mengungguli dua mega bintang sepakbola saat ini, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Keberhasilannya ini juga membuat ia menjadi pemain terakhir yang meraih gelar pemain terbaik dunia sebelum akhirnya hanya dikuasai oleh Ronaldo dan Messi saja secara bergantian hingga kini.

Setelah 2007 ini, Kaka masih tetap menunjukkan kemampuan terbaiknya. Namun sayangnya, Milan mulai dilanda berbagai masalah seperti krisis finansial dan kondisi para pemain utama Milan semakin uzur membuat mereka tampil tidak terlalu konsisten lagi.

Hingga akhirnya hubungan mesra yang terjalin antara Kaka dengan Milan harus diputus secara paksa akibat dari krisis finansial yang menimpa klub semakin menjadi-jadi. Kebutuhan akan dana segar, membuat Milan tak berpikir dua kali saat Real Madrid menawarkan uang sebesar 65 juta euro untuk bintangnya tersebut.

Walaupun bisa saja menolak tawaran tersebut, Kaka akhirnya terpaksa menerima kepindahan ke Madrid. Demi membantu keuangan Milan yang sedang memburuk.

Karier yang Tidak Berjalan Mulus di Real Madrid

Bergabungnya Kaka ke Real Madrid adalah bagian dari rencana Florentino Perez membentuk The New Galacticos. Kedatangan Kaka berbarengan juga dengan kehadiran seorang Cristiano Ronaldo di Santiago Bernabeu yang memecahkan rekor transfer dunia saat itu.

Kehadiran Kaka di Madrid ini tentu diharapkan dapat menularkan daya magis yang ia tunjukkan bersama Milan. Namun pada kenyataannya, Kaka tidak mampu menampilkan permainan seperti yang ia tunjukkan ketika bersama Milan.

Ketidaksempurnaan dalam Kesempurnaan Karier KakaFoto: Koji Watanabe/Getty Images


Kaka memang masih mampu membukukan gol dan asis yang terbilang cukup banyak. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan kondisinya saat berada di Milan, tentu hal tersebut bisa dikatakan cukup berbeda.

Faktor cedera yang sempat beberapa kali menghinggapinya memang membuat permainannya sedikit menurun. Ia juga harus kehilangan begitu banyak pertandingan akibat cedera tersebut. Selain itu, ketidakcocokannya dengan taktik yang digunakan oleh pelatih Madrid ketika itu, terutama Jose Mourinho, membuat Kaka sedikit demi sedikit tergusur dari tim inti. Ditambah lagi sinarnya seorang Ronaldo juga semakin mentereng di Madrid, membuat Kaka semakin dilupakan.

Faktor-faktor tersebut pada akhirnya membuat karier Kaka bersama raksasa Spanyol ini tidak berjalan mulus. Harapan terhadap dirinya agar tetap mampu menunjukkan kemapuan seperti di Milan tidak pernah terwujud.

Hingga akhirnya pada 2013, Kaka memutuskan untuk kembali ke Milan. Walaupun pada saat bersamaan Madrid mendatangkan pelatihnya ketika di Milan, Carlo Ancelotti, kembalinya Kaka ke San Siro tidak bisa dicegah.

Menghabiskan Sisa Kariernya di MLS

Kembalinya Kaka ke Milan ternyata tidak membuat kariernya membaik. Ia gagal mengangkat Milan yang sedang terpuruk ketika itu. Ia pun hanya bertahan selama semusim saja di kesebelasan yang membesarkan namanya tersebut.

Pada 2014 ia memutuskan pindah ke Amerika Serikat untuk bermain di MLS bersama Orlando City. Kaka sepertinya sadar, dengan usianya yang semakin menua sebagai pesepakbola, kariernya tidak lama lagi akan berakhir.

Meninggalkan keras dan gemerlapnya sepakbola Eropa dan pindah ke Amerika Serikat adalah pilihan yang bijak.

Di Orlando, ia bisa bermain lebih santai. Tekanan kepada dirinya tentu tidak akan seberat saat ia bermain di Eropa sehingga ia bisa menemukan kembali penampilan terbaiknya. Keputusan ini pun terbukti membuahkan hasil yang cukup baik dengan sempat beberapa kali ia kembali dipanggil ke timnas Brasil.

Ketidaksempurnaan dalam Kesempurnaan Karier KakaFoto: Pandit Football Indonesia


***
Karier Kaka sebagai pesepakbola sangatlah cemerlang jika dilihat dari gelar yang pernah ia raih. Bisa dikatakan semua gelar bergengsi yang ada di sepakbola sudah ia raih. Gelar juara Serie A, La Liga, Liga Champions dan Piala Dunia bersama timnas Brasil adalah buktinya.

Selain itu, untuk penghargaan individu, ia sudah pernah meraih gelar pemain terbaik dunia FIFA dan Ballon d'Or. Sebuah bukti yang menunjukkan bahwa kariernya cukuplah sempurna dari raihan gelar.

Namun, tetap saja ada ketidaksempurnaan menghampiri seorang Kaka. Namanya sebagai salah satu pemain terbaik dunia terbilang cukup cepat menghilang dari hingar-bingarnya sepakbola. Tercatat sejak pindah dari Milan pada 2009, kariernya sedikit demi sedikit semakin meredup. Padahal ketika meninggalkan Milan, ia sedang berada di usia emas seorang pesepakbola, 29 tahun. Tapi, faktor cedera dan ketidakcocokan dengan taktik pelatih membuat penampilannya harus menurun lebih cepat
Satu lagi pesepakbola tampan yang memiliki skill diatas rata-rata yakni Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang lebih akrab disapa Kaka. Pemain Timnas Brazil ini, kini membela klub besar Liga Spanyol yaitu Real Madrid. Ricardo Kaka lahir di Brasília, 22 April 1982, Kaka memulai karir sepakbolanya di Klub Sao Paulo, dan nama kian terkenal ketika berbaju AC Milan, dan akhirnya pesepakbola termahal ke empat ini berlabuh ke Santiago Bernabue. Berita terbaru dari Kaka, kabar yang beredar ia akan kembali ke klub yang membesarkan namanya yaitu AC Milan, karena dirinya jarang mendapat kesempatan bermain di Real Madrid. Bagi anda penggemar berat Ricardo Kaka, ingin mengetahui Profil Pemain dan Biodata lengkap dari Kaka. Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan Profil, Prestasi, serta Biodata lengkap dari pemain Timnas Brazil ini. Berikut Profiles dan Biografi lengkap dari Ricardo Kaka.


Profil Dan Biodata Lengkap Ricardo Kaka

Ricardo Izecson dos Santos Leite (lahir di Brasília, 22 April 1982; umur 28 tahun), lebih dikenal dengan nama Kaká, adalah seorang pemain sepak bola asal Brasil yang kini membela klub Real Madrid (bergabung tahun 2009; sebelumnya pada 2003-2009 di A.C. Milan). Kaká umumnya bermain di posisi gelandang serang ataupun penyerang. Ia dikenal mempunyai dribble yang sangat baik serta umpan-umpan yang akurat. Tinggi badannya ialah 186 cm.

Kaká menikah dengan Caroline Celico pada 23 Desember 2005 di sebuah gereja di São Paulo, Brasil.

Profil Pemain


Kaká dilahirkan di Brasília, Brazil pada tanggal 22 April 1982, ia merupakan anak dari pasangan Simone Cristina dos Santos Leite dan Bosco Izecson Pereira Leite. Kaká mempunyai adik laki-laki, Rodrigo, yang dikenal sebagai Digão, yang mengikuti langkahnya bermain bola di Italia.

Nama panggilannya Kaká, diambil dari bahasa aslinya, Bahasa Portugis, yang diucapkan seperti ejaannya, dengan penekanan pada suku kata kedua yang ditandai dengan aksen. Itu biasa dipakai untuk menyingkat nama "Ricardo" di Brasil, bagaimanapun juga, Kaká mendapatkan nama panggilannya dari adiknya, Rodrigo, yang tidak bisa mengucapkan kata "Ricardo" ketika mereka masih kecil. Rodrigo memanggil kakaknya "Caca" yang kemudian berganti menjadi Kaká. Di Eropa ia dikenal dengan pamnggilan RickyKaka.

Pada bulan September 2000, di usia 18 tahun, Kaká mengalami ancaman pada kariernya dan kemungkinan patah tulang belakang yang menyebabkan lumpuh sebagai akibat dari sebuah kecelakaan kolam renang. Hal yang terburuk tidak terjadi dan Kaká pulih sepenuhnya dari insiden itu. Dia bersyukur kepada Tuhan atas kesembuhannya dan sejak saat itu ia menyumbangkan penghasilannya untuk gerejanya. untuk itulah setiap kali ia mencetak gol tangannya selalu di arakan keatas ,bertanda rasa terimah kasih kepada Tuhan.Begitupun bajunya,di balik baju olahraganya ada baju dengan tulisan seperti I belong to Jesus dan sebagainya.Tulisan itu biasanya ditunjukkan sesudah mencetak gol atau saat akhir pertandingan di stadium.

Kaká menikahi Caroline Celico di Gereja pada 23 Desember 2005, dua tahun setelah kepindahan Kaká dari Sao Paulo ke Milan. Caroline dilahirkan pada 26 Juli 1987, anak dari Rosangela Lyra, direktur Dior di Brazil dan Celso Celico, seorang pengusaha. Dia dan Kaká bertemu pada tahun 2001 ketika ia masih seorang menjadi seorang siswi dan Kaká masih bermain untuk São Paulo Football Club. Pernikahannya dihadiri 600 orang, termasuk rekan-rekan pesepak bola: Cafu, Ronaldo, Adriano, Dida, Júlio Baptista dan juga pelatih nasional Brasil, Carlos Alberto Parreira. Caroline berencana mendapatkan gelar sarjana bisnis dari universitas di Milan.

Kaká adalah seorang penganut Kristen yang taat. Dia dikenal suka memakai Christian gear dari dulu: dia pernah memakai T-shirt dengan tulisan I Belong to Jesus dalam beberapa pertandingan, seperti saat perayaan kemenangan Brasil di Piala Dunia 2002, dan perayaan Scudetto Milan pada Mei 2004. Dia menggunakan sepatu yang ditambah dengan tulisan pada lidah sepatunya. Tiap kali ia mencetak gol dia menunjuk dengan jari-jarinya ke langit sebagai tanda terim kasihnya kepada Tuhan dan mungkin ini yang pertama bagi seorang pesepak bola yang di levelnya: Dia bangga bahwa dia masih virgin ketika dia menikah.

Tidak seperti kebanyakan pemain bola lainnya, minuman yang disukai Kakà hanyalah air putih dimana kebanyakan pesepak bola lainnya lebih suka menenggak minuman-minuman keras sambil berpesta di bar. Walau sempat diremehkan rekan-rekannya, ia tetap konsisten pada pendiriannya sehingga akhirnya ia justru dihormati teman-temannya, keukaanya mendengar musik gospel juga aneh di kalangan pemain yang lain ia sangat mengidolakan penyanyi gospel Brasil, Aline Baros. Kakà suka dengan kepribadiannya yang saleh. Semua rekan-rekannyanya sama sekali tidak mengetahui Aline Baros karena mereka mungkin lebih memilih musik bertipe rock, dan lain-lain. Hal ini pulalah yang dulu membuat hubungan Kakà dan Andriy Shevchenko sangat dekat, Shevchenko juga seorang pribadi religius sehingga Kakà merasa begitu dekat dengannya, namun hubungan itu harus terputus setelah Shevchenko pindah ke Chelsea musim 2006, tetapi Kakà kadang-kadang masih menyempatkan diri menghubungi Shevchenko. Kakà sangat menyukai warna putih yang melambangkan kesucian serta ketulusan. Kakà sangat suka berdoa, bahkan ia sering mengajak rekan-rekannya turut berdoa. Kakà termasuk seorang penggila mobil Ferrari, ia suka dengan modelnya yang sporty dan elegan. Kakà juga mengidolakan aktor Tom Hanks.

Karir Klub

Informasi klub

Klub saat ini Real Madrid
Nomor 8

Karier junior

1994–2000 São Paulo

Karier senior

Tahun Klub Tampil (Gol)
2001–2003 São Paulo 59 (23)
2003–2009 Milan 193 (70)
2009–kini Real Madrid 32 (10)

Tim nasional


2002–kini Brasil 82 (27)

Prestasi Yang Diraih

Pemain terbaik dunia versi FIFA tahun 2006

Klub
* Piala Super Eropa: 2003
* Serie A: 2004
* Piala Super Italia: 2004
* Piala/Liga Champions: 2006-07
* Piala Dunia Antarklub: 2007

Internasional
* Piala Dunia: 2002
* Piala Konfederasi: 2005, 2009

Prestasi individu
* Bola de Ouro (Golden Ball; Pemain Terbaik Liga Brazil), 2002
* UEFA Club Football Awards 2004-05, Pemain Tengah Terbaik
* Pencetak gol terbanyak Liga Champions 2006-07 (10 gol)
* Pemain Terbaik Dunia FIFA 2006-07
* Ballon d'Or (2007)
* Pemain terbaik pada Piala Konfederasi FIFA 2009

Demikian Profil dan Biodata lengkap dari Ricardo Kaka yang merupakan Pemain termahal ke empat di dunia.

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates